Senin, 01 Juni 2009

Pesona Bawah Laut Halmahera Tengah











Pesona laut Pulau Mtum Ya dan Pasi Gurango di Kecamatan Weda Utara Kabupaten Halmahera Tengah









Pulau Mtum Ya adalah sebuah pulau kecil yang teridiri dari hamparan pasir putih dengan panjang 142 m dan lebar 67 meter. Pulau ini terletak di sebelah Barat desa Messa Kecamatan Weda Utara dengan jarak kurang lebih 0,93 mil dari pesisir desa Messa.
Pulau ini dapat dikunjungi dengan menggunakan sarana transportasi laut dengan lama perjalanan kurang lebih 15 menit dari desa Messa, 25 Menit dari Desa Sagea dan 1 jam 75 menit dari dermaga Weda.
Pulau ini dikelilingi oleh hamparan terumbu karang yang unik dan eksotik, serta ikan-ikan warna-warni yang indah dan menawan.

Pasi Gurango adalah sebuah pulau karang kecil yang terletak sekitar 0, 62 mil (1 km) di depan Desa Sagea kecamatan Weda Utara. Bentuknya sangat kecil yang terbentuk dari gundukan karang mati dengan diameter kurang lebih lima meter. Gundukan karang ini dikelilingi laut dangkal yang memiliki hamparan terumbu karang sepanjang kurang lebih lima ratus meter dengan jenis karang yang beraneka warna serta biota laut yang indah dan menawan.
Di Pulau Dua juga terdapat hamparan terumbu karang dan biota laut yang tidak kalah menarinya dengan yang ada di pasi Gurango.
Kedua potensi wisata bahari ini dapat dikunjungi dengan menggunakan transportasi laut dari Desa Sagea maupun langung dari dermaga Weda. Waktu tempuh dari dermaga weda kurang lebih 1.5 jam perjalanan

Boki Moruru : Lubang Elok di Hulu Sungai Sageyen

















Boki Moruru adalah sebuah gua alam yang eksotik di hulu sungai Sageyen. Jaraknya kurang lebih 5 km dari desa Sagea. Untuk mencapai gerbang Gua ini dapat dilakukan melalui jalan darat, maupun dengan menyusuri sungai Sageyen yang berair jernih dengan lama perjalanan 30 menit.
Umumnya pengunjung memilih menempuh perjalanan dengan menyusuri sungai Sageyeyn, karena disepanjang perjalanan pengunjung dapat menikmati kicauan burung diatas pepohonan yang tumbuh dibantaran sungai. Fasilitas transportasi yang digunakan untuk mencapai gerbang gua adalah moda transportasi sederhana (ketinting) yang disewakan oleh penduduk setempat. Nakhoda ketinting yang disewa juga dapat bertindak sebagai pemandu selama pengunjung menelusuri keindahan dan keunikan gua.
DI tengah perjalanan, dijumpai beberapa tempat yang dikeramtkan masyarakat Sagea. Salah satunya adalah Batu Susun. Di sepanjang lokasi ini tersusun rapih batu warna warni yang sangat indah mulai dari dasar hingga ke bantaran kali. Konon di batu susun ini asal mula leluhur masyarakat Sagea yang bernama Lai Salama. Lai Salama adalah seorang anak yang ditemukan dalam al-katif raja (piring makan yang besar) oleh sepasang suami istri Mantakway dan Sari ma Dago.
Lai Salama kemudian di beri gelar Ngofa Manyira oleh Sultan Tidore, Mansur yang singgah setelah kembali dari ekspedisi ke Papua
Nama gua ini diambil dari nama seorang putri yang konon pernah bermukim di kawasan ini. Boki Moruru berarti putri yang menghanyutkan diri. Menurut hikayat yang berkembang di masyarakat, di sungai Sageyen pernah ditemukan seorang putri dari kesultana Tidore yang sedang mandi dan bermain-main sambil menghanyutkan diri mengikuti arus sungai Sageyen hingga ke hilir sungai. Namun hikayat ini tidak menjelaskan tentang asal-usul sang putri. Dia anak sultan siapa dan tahun berapa dia pernah ada.



Spot Diving Taman Dinosaurus Me Lol





 

Minggu, 31 Mei 2009

Kepulauan Gebe
















Kepulauan Gebe adalah gugusan pulau yang teridir dari :
Pulau Gebe;
Pulau Fau;
Pulau Yoi;
Pulau Uta; dan
Pulau Sain
Umumnya daerah ini memiliki panorama pantai dan laut yang mempesona.
Pulau Gebe terletak antara 00 04’ 02” – 00 11’ 24” Lintang Selatan dan 1290 18’ 39” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Batas alam Samudra Pasifik
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat - Papua
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat – Papua
Sebelah barat : Berbatasan dengan Kecamatan Patani
Dari ukurannya, Pulau Gebe dapat dikategorikan sebagai pulau kecil dengan panjang 44,6 Km dengan luas wilayah 153 Km2. Hal ini sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan UNESCO (1990) yakni pulau-pulau kecil memiliki ukuran ≤ 10.000 km2 dengan jumlah penduduk ≤ 500.000 orang.

Letak pulau ini memanjang dengan arah Barat Laut Tenggara. Di beberapa belahan Pulau ini terdapat sejumlah tanjung yakni Sebelah barat laut terdapat tanjung Safa, sedangkan sebelah selatan terdapat tanjung Elingejo, tanjung Magnonapo dan tanjung Ngetalngejo. Pantai Pulau Gebe kearah Utara Timur lebih landai dibandingkan dengan kondisi pantai arah Selatan Barat.

Bagian tengah Pulau Gebe terletak bukit Elfanoen dengan ketinggian 450 m diatas permukaan laut. Bagian selatan bukit ini membentuk tanjung yang lebar yaitu Tanjung Oeboelie. Bagian selatan Pulau Gebe juga melebar yaitu antara Toeli Kalio sampai dengan batas sebelah tenggara.

Kepulauan Gebe adalah gugusan pulau yang teridir dari :
Pulau Gebe;
Pulau Fau;
Pulau Yoi;
Pulau Uta; dan
Pulau Sain
Umumnya daerah ini memiliki panorama pantai dan laut yang mempesona.
Pulau Gebe terletak antara 00 04’ 02” – 00 11’ 24” Lintang Selatan dan 1290 18’ 39” Bujur Timur dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :
Sebelah Utara : Batas alam Samudra Pasifik
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat - Papua
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Raja Ampat – Papua
Sebelah barat : Berbatasan dengan Kecamatan Patani
Dari ukurannya, Pulau Gebe dapat dikategorikan sebagai pulau kecil dengan panjang 44,6 Km dengan luas wilayah 153 Km2. Hal ini sesuai dengan batasan yang telah ditetapkan UNESCO (1990) yakni pulau-pulau kecil memiliki ukuran ≤ 10.000 km2 dengan jumlah penduduk ≤ 500.000 orang.

Letak pulau ini memanjang dengan arah Barat Laut Tenggara. Di beberapa belahan Pulau ini terdapat sejumlah tanjung yakni Sebelah barat laut terdapat tanjung Safa, sedangkan sebelah selatan terdapat tanjung Elingejo, tanjung Magnonapo dan tanjung Ngetalngejo. Pantai Pulau Gebe kearah Utara Timur lebih landai dibandingkan dengan kondisi pantai arah Selatan Barat.

Bagian tengah Pulau Gebe terletak bukit Elfanoen dengan ketinggian 450 m diatas permukaan laut. Bagian selatan bukit ini membentuk tanjung yang lebar yaitu Tanjung Oeboelie. Bagian selatan Pulau Gebe juga melebar yaitu antara Toeli Kalio sampai dengan batas sebelah tenggara.






Ada dua daerah yang lebar yaitu bukit Elfanoen dengan lebar 6 km dan di sekitar daerah Toeli Kalio dengan lebar 6,8 km. Pulau Fau yang terletak di depan Desa Kapaleo dengan luas 4,6 km2, pada desa tersebut hampir seluruhnya mengandung endapan nikel.

Di pulau Gebe terdapat dua lokasi wisata pantai yakni Pantai Utara desa Kapaleo dan Pantai bagian selatan di desa Umera dengan partikel-partikel pasir halus. Pantai Umera adalah bentangan pantai berpasir diperkirakan ± 3 km. Dengan lebar pantai bervariasi antara 30 – 45 m.
Untuk mengunjungi gugusan pulau ini dapat dilakukan dengan dengan menempuh perjalanan laut dan udara.
Fasilitas transportasi yang digunakan adalah pesawat jenis cassa dengan rute penerbangan Ternate – Gebe PP dan Gebe – Lelilef PP. Selain transportasi udara, pulau ini dapat dikunjungi dengan menggunakan transportasi laut dengan rute pelayaran Ternate – Tidore – Weda – Patani – Pulau Gebe.

Pulau Fau adalah sebuah pulau kecil yang berdekatan dengan pulau Gebe. Pulau ini biasa digunakan sebagai lokasi pemancingan yang menarik. Termubu karang dan pepohonan bakau yang masih terjaga merupakan panorama yang dapat dinikmati pengunjung sambil memancing ikan-ikan di perairan tersebut
Pulau Yoi merupakan salah satu pulau penghasil Kepiting yang sangat terkenal. Di pulau ini terdapat sebuah cekungan menyerupai danau yang digunakan sebagai tempat penangkaran kepiting (ketang kenari) dan ikan oleh masyarakat setempat. Jarak dari Desa Umyal ke danau kurang lebih 4 km.
Untuk mencapai pulau ini, pengunjung dapat menggunakan transportasi laut (loong boat) dari Pulau Gebe dengan jarak tempuh kurang lebih 2 mil dari pulau Gebe. Lama perjalanan kurang lebih 30 menit.
Pulau Uta adalah salah satu pesona menarik yang terletak di perbatasan Halmahera Tengah dengan Raja Ampat. Partikel pasir yang sangat halus, yang sering digunakan penyu untuk bertelur di malam bulan purnama.
Pulau-pulau ini merupakan hamparan zamrud diatas permadani laut kepulauan Gebe.

EKOWISATA HALMAHERA TENGAH

EKOWISATA HALMAHERA TENGAH

Tentang Halmahera Tengah






















Sejak abad ke-14, Patani/Gebe dan Weda di bagian tengah Halmahera termasuk Maba di bagian Timur Halmahera, yang terkenal dengan sebutan Gam Range (tiga negeri) adalah wilayah-wilayah penting dalam lingkup Kesultanan Tidore baik sebagai basis pertahanan, sumber logistik utama bahkan tempat pertemuan dan konsolidasi kekuatan kesultanan Tidore dalam menghadapi gempuran musuh-musuh kerajaan.
Secara kultural, Patani, Gebe dan Weda juga Maba yang kini masuk dalam wilayah pemerintahan Halmahera Timur adalah saudara sekandung, yang diikat dalam sebuah sumpah leluhur yang tertuang dalam bahasa Doromi se Gale-gale, Popoji se marahasia.
Ketiga negeri ini juga diikat oleh sebuah oleh sebuah filosofi cinta yang dimaknai dalam kearifan lokal dengan sebutan Fogogoru dengan landasan pijak ngaku re rasai, budi re bahasa, sopan re hormat dan metat re meimoi.
Wilayah Halmahera Tengah yang terbentang dari Kluting Jaya yang berbatasan dengan Halmahera Selatan hingga pulau Sain yang berbatasan dengan Raja Ampat, adalah bentangan alam daratan yang dihiasi dengan hijaunya pepohonan, sungai yang bening dengan air terjun yang elok serta danau yang menawan dan gua bentukan alam yang eksotik,dengan pesona keindahan yang sangat menawan, dilengkapi pula dengan potensi laut dan pantai mulai dari pulau Kuleyefo, gugusan pulau-pulau karang dan deretan hutan bakau pesisir Teluk Weda di sebelah Selatan, deburan ombak Pantura serta pesona pantai di Pulau Sayafi dan pulau Lewo di sebalah Utara, hingga hamparan pasir putih indah serta terumbu karang dan biota laut yang menawan mulai dari gugusan pulau Sain, Uta, Yoi dan Pulau Gebe disebelah Barat, membuat Halmahera Tengah laksana surga bagi pecinta ekowisata.